Bagaimana perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia?

Pemerintah Indonesia menargetkan Indonesia akan menjadi pusat ekonomi digital di Asia Tenggara pada tahun 2020. Lalu, bagaimana mengupayakannya dengan melihat perkembangan ekonomi digital di Indonesia?

Sebelum menjawab hal tersebut, kita harus mengetahui dahulu seperti apa ekonomi digital ini. Jika dikonsepkan, ekonomi digital ialah digitalisasi suatu informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komputer (TIK). Konsep ini menyatakan bahwa dampak yang diberikan bukan hanya kepada aspek teknologi tetapi mengarah ke ekonomi juga.

Dilansir oleh Statistik Indonesia, Konsultan McKinsey & Company menilai bahwa Indonesia masih sangat awam terhadap revolusi digital dikarenakan keterbatasan akses masyarakat ke sektor digital melalui penetrasi internet. Dan juga, partner McKinsey & Company Khoon Tee Tan menerangkan untuk mengukur suatu revolusi digital di Indonesia harus melihat gambaran secara umum, melihat bisnis yang berkembang dan konsumen yang berada di sektor tersebut. Dia mengidentifikasikan bahwa ada tiga kekurangan yang dimiliki Indonesia untuk dapat mengembangkan sektor digital yaitu:

  • Indonesia masih kekurangan infrastruktur digital. Seperti akses internet yang masih sulit didapat di daerah-daerah yang sulit dijangkau dan kecepatannya rendah.
Gambar 1. Jangkauan Sinyal dan Akses Data
Sumber :Databoks

  • Dari sisi konsumen, hanya sekitar 30 persen penduduk Indonesia yang melakukan kegiatan ekonomi di sektor digital. Angka tersebut masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan populasi di Indonesia yang lebih dari 200 juta orang.
  • Kontribusi bisnis di sektor digital masih minim terdahap Produk Domestik Bruto (PDB).

Tetapi disisi lain dari kekurangan tersebut, Senior Partner McKinsey & Company Michael Gryseels mengatakan Indonesia masih selalu berpotensi untuk menempuh ekonomi digital yang lebih baik, yaitu: Pertamapengalaman konsumen, yakni perusahaan-perusahaan digital harus memberikan kesan terbaik kepada konsumen dalam menggunakan jasanya. Kedua, dari sisi cyber security, yaitu pemerintah dan perusahaan harus bekerja sama dalam memberikan keamanan bagi setiap transaksi yang dilakukan. Ketiga, menghubungkan online dengan offline. Bahwa tidak heran konsumen walaupun bertransaksi secara online, juga ingin melakukan secara offlineKeempat, perusahaan juga harus menggunakan analisis berbasis data untuk menentukan kebutuhan, perilaku, dan keinginan dari konsumen. Dan kelima, berbagai perusahaan dan pemerintah harus sudah mulai membangun DNA digital. 



Dalam proses perkembangan ekonomi digitalnya, dapat dilihat pada gambar 2 bahwa sektor telekomunikasi di Indonesia menjadi penggerak ekonomi Indonesia. 

Gambar 2. Sektor Telekomunikasi Penggerak Ekonomi Indonesia
Sumber :Databoks

Dari hal tersebut, Indonesia memiliki beberapa sektor untuk meningkatkan pasar ekonomi digital di Indonesia yaitu:
  • E-Commerce
  • Financial Technology (FinTech)
  • On Demand Services
  • Internet of Things (IOT)

Implementasi pertumbuhan e-commerce, dari Data Statistik yang didapat bahwa tahun 2016 sekitar 8,6 juta orang di Indonesia berbelanja melalui Internet yang meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 7,9 juta orang. Dengan bertambahnya jumlah penduduk yang mengenal internet membuat kebiasaan belanja barang dan jasa yang sebelumnya secara konvensional akan beralih menjadi online. Berikut (gambar 3) adalah grafik yang memperlihatkan dengan jelas peningkatan konsumen dari e-commerce

Gambar 3. Konsumen e-commerce di Indonesia
Sumber :Databoks

Kemudian, dari Financial Technology (FinTech), Nilai transaksi Financial technology (Fintech) di Indonesia pada 2016 diperkirakan mencapai US$ 14,5 miliar setara Rp 190 triliun. Nilai tersebut adalah 0,6 persen dari nilai transaksi global yang diperkirakan mencapai US$ 2.355,9 miliar. Adapun transaksi Fintech Singapura sebesar US$ 10,6 miliar. Dapat dilihat pada data statistik (gambar 4) dibawah ini:

Gambar 4. Nominal Transaksi Fintech 2016
Sumber :Databoks

Dan transaksi finansial teknologi (Fintech) Indonesia pada 2017 diperkirakan mencapai US$ 18,6 miliar atau setara Rp 247,65 triliun dengan nilai tukar Rp 13.300 per dolar Amerika Serikat. Angka ini meningkat 24 persen dari perkiraan tahun sebelumnya, yakni sebesar US$ 15 miliar. Menurut data statistika , transaksi Fintech Indonesia akan mencapai US$ 37,15 miliar atau sekitar Rp 494 triliun. Gambar 5 memperlihatkan grafik dari perkiraan pembiayaan dan pengguna potensial terhadap finansial teknologi mulai 2015-2021. 

Gambar 5. Fintech tahun 2015-2021
Sumber :Databoks

Bagaimana untuk perkembangan sektor lainnya untuk meningkatkan ekonomi digital di Indonesia dan bagaimana upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi digital di Asia Tenggara pada tahun 2020? 
Infografis dibawah ini, dapat memberikan kita jawaban bahwa ekonomi digital di Indonesia sudah berkembang yang dimana didukung dari berbagai potensi dari sektor digital yang sampai saat ini telah menjadi primadona bagi masyarakat Indonesia.

Dan salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi target Indonesia menjadi pusat ekonomi digital pada tahun 2020 adalah dengan meluncurkan Paket Kebijakan ke-14 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Roadmap e-commerce) pada 10 November 2016. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mendorong perluasan dan peningkatan ekonomi masyarakat, peraturan pendukung tentang kemudahan pelaku usaha mendapat pendanaan telah digarap pemerintah.

Gambar 6. Infografis Potensi Ekonomi Digital Indonesia
Sumber :Databoks



SUMBER : DATABOKS (http://databoks.co.id/)




Comments

Popular posts from this blog

One of my best friend

Alvin and The Chipmunks : Chip-Wrecked Pic